HOUSE OF SAMPOERNA

House of Sampoerna merupakan salah satu destinasi wisata wisata terpopuler di Surabaya dan selalu masuk dalam top destination dalam berbagai review. House of Sampoerna ini sendiri sebenarnya terdiri dari beberapa spot yang masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Namun, keseluruhannya juga saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan.

Keseluruhan area dari House of Sampoerna ini dibangun pada tahun 1858 dan sebelumnya merupakan sebuah panti asuhan khusus laki-laki yang dimiliki Belanda yang bernama Jonges Weezen Inrichting. Lalu, pada tahun 1932, pemilik Sampoerna, Liem Seeng Tee membeli gedung tersebut yang kemudian digunakannya sebagai tempat produksi rokok pertama dari Sampoerna. Bangunan bersejarah ini juga sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya.

House of Sampoerna terdiri dari satu auditorium utama yang cukup besar dengan dua bangunan yang lebih kecil pada sayap kiri dan kanannya. Selain itu, masih ada beberapa bangunan lain yang tersebar di beberapa titik. Bangunan utama itu kini digunakan sebagai museum pada lantai satunya dan toko souvenir pada lantai duanya. Bangunan di sisi kiri dari bangunan utama tersebut tetap digunakan sebagai tempat kediaman keluarga Sampoerna, sementara bangunan-bangunan di sebelah kanan disulap menjadi café, galeri seni, dan pusat informasi, khususnya bagi kalian yang ingin naik bus Surabaya Heritage Track (SHT). Bangunan ini direnovasi besar-besaran pada tahun 2003 sebelum akhirnya dibuka untuk umum.

Bus SHT

Di area tersebut, tepatnya di bagian belakang bangunan utama, masih terdapat pabrik rokok yang memproduksi rokok Dji Sam Soe. Jika berkunjung ke House of Sampoerna, kalian bisa melihat proses pembuatan rokok itu melalui jendela kaca di lantai dua bangunan utama yang memang berbatasan langsung dengan pabrik. Tapi, kita dilarang memotret ya di sana jadi Inilah Surabaya! pun tidak bisa memberikan foto pabrik rokok tersebut.

Sejarah Liem Seeng Tee dan Sampoerna

Pada akhir musim semi tahun 1898, Liem Tioe meninggalkan Anxi, sebuah desa Fujian di China setelah meninggalnya istrinya. Dia membawa dua anaknya yang masih kecil, seorang gadis berusia 6 tahun dan lelaki berusia 5 tahun. Mereka membeli tiket kapal yang kemudian berlayar menuju selatan Samudra Hindia. Tujuannya mungkin adalah untuk kehidupan baru sekaligus iklim yang lebih tenang dan pekerjaan yang lebih menjanjikan. Dan singkatnya, perjalanan itulah yang membawanya hingga tiba di Surabaya.

Sebelum meninggal karena terjangkit malaria, Liem Tioe menyerahkan anak lelakinya, Seeng Tee untuk diadopsi sebuah keluarga Tionghoa di Bojonegoro. Hidupnya sangat keras karena saat itu adalah masa penjajahan. Meskipun tak sekolah karena tak ada sekolah formal saat itu, Seeng Tee mendapatkan banyak pelajaran mengenai sistem perdagangan Cina dari ayah angkatnya. Hal inilah yang mengantarkannya pada kesuksesan di masa depan.

Pada usia 11 tahun, Seeng Tee mulai bekerja di jalur kereta api. Dia bekerja selama 18 bulan tanpa libur. Dari situ dia menabung untuk membeli sepeda bekas.

Pada 1912 dia menikahi seorang gadis. Tak lama setelah menikah, Seeng Tee mulai bekerja di sebuah pabrik rokok di Lamongan. Di sinilah, dia mulai berkenalan dengan rokok. Pemilik perusahaan tersebut mengamati bahwa Seeng Tee memiliki bakat alami untuk meramu tembakau Indonesia.

Pada enam bulan pernikahannya, Seeng Tee dan istrinya, Tjiang Nio, menggunakan uang tabungan untuk menyewa sebuah warung kecil di kota tua Surabaya dan di sini mereka berjualan bahan makanan pokok serta produk tembakau. Selain berjualan di toko, Seeng Tee juga menjajakan produk tembakaunya dengan menggunakan sepeda tuanya keliling Surabaya. Sementara, Tjiang Nio membantu keuangan keluarga dengan berjualan kue buatan sendiri.

Pada tahun 1916, Seeng Tee mendapatkan kesempatan luar biasa untuk membeli sejumlah besar tembakau berbagai jenis dari seorang pedangang yang mengalami kebangkrutan. Namun, pembayarannya harus dilakukan pada akhir hari berikutnya. Tentunya ini mustahil. Dengan perasaan sedih, Seeng Tee pulang dan menceritakan tentang hilangnya kesempatan besar ini pada istrinya.

Merasa bahwa ini adalah kesempatan bagus yang tak boleh dilewatkan, Tjiang Nio mengambil tabungan rahasianya yang dia dapatkan dari berjualan kue dan mengurusi warung, dan menyerahkannya pada Seeng Tee untuk membeli tembakau itu. Dari situlah, mereka kemudian semakin fokus dalam bisnis tembakau mereka.

Pada tahun 1913, usaha mereka berdua telah menggunakan nama Handel Maatschappij Liem Seeng Tee secara informal, yang tak lama kemudian berganti menjadi Handel Maatschappij Sampoerna. Setelah Perang Dunia II, nama perusahaan diganti lagi menjadi nama Indonesia menjadi PT Hanjaya Mandala Sampoerna, dengan tetap mempertahankan unsur HM.

WAKTU OPERASIONAL

Senin – Sabtu	Museum, Toko, & Galeri	: 09.00 – 19.00
	Café	: 11.00 – 19.00
Minggu & Hari Libur Nasional	Museum, Toko, & Galeri	: 09.00 – 18.00
	Café	:09.00 – 18.00

SPOT/ATRAKSI MENARIK

1. Museum House of Sampoerna

Jika ingin tahu sejarah Sampoerna tanpa harus membuka buku sejarah, cara terbaik adalah datang ke Museum House of Sampoerna. Museum ini berada di lantai 1 dari bangunan utama yang ada di kompleks House of Sampoerna. Di sini, kalian bisa mempelajari kisah keluarga pendiri dan pengembangan bisnis Sampoerna.

Museum ini setidaknya dibagi menjadi tiga ruangan. Pada ruangan pertama, kalian akan disuguhi koleksi yang kebanyakan menunjukkan mengenai Liem Seeng Tee dan keluarga beserta kisah awal usaha tembakau mereka. Kalian bisa melihat koleksi foto-foto dan barang-barang keluarga di sisi kanan ruangan.

Barang-barang peninggalan yang berkaitan erat
dengan Liem Seeng Tee dan keluarga

Di sisi kiri, kalian bisa menemukan beberapa hal yang berhubungan dengan pengolahan rokok secara tradisional.

Dan yang paling menarik tentu adalah replika warung bambu yang merupakan replika dari warung pertama yang digunakan oleh pendiri Sampoerna untuk berjualan rokok.

Ruangan kedua merupakan galeri foto yang menunjukkan sejarah Sampoerna dari beberapa masa. Di ruangan ini pula, kalian bisa menemukan toilet, masing-masing untuk lelaki dan perempuan. Bagian dalam toilet ini juga terbilang unik karena wallpaper-nya terbuat dari bungkus rokok.

Wallpaper toiletnya unik

Di bagian ruangan ketiga, kalian akan mendapati koleksi barang-barang yang memang memiliki keterkaitan dengan perkembangan rokok Sampoerna dari masa ke masa, seperti misalnya beberapa bungkus rokok Sampoerna, alat printing bungkus rokok, motor yang pernah digunakan untuk menjajakan rokok, serta beberapa banner iklan Sampoerna. Selain itu, masih banyak hal lain yang bisa dinikmati di ruangan ketiga ini.

Yang tak kalah menarik adalah koleksi yang berkaitan dengan marching band Sampoerna beserta penjelasan mengenai asal usul marching band tersebut.

Masih merupakan bagian dari tur museum, kalian bisa naik ke lantai dua dan mengamati produksi rokok dari bangunan di bagian belakang gedung utama. Dari sini, kalian bisa melihat sekitar 400 wanita melakukan produksi rokok manual dengan kecepatan yang luar biasa. Bahkan katanya, masing-masing wanita tersebut bisa memproduksi hingga 400 rokok per jam.

Tangga menuju lantai 2

Deretan poster iklan Sampoerna dari masa ke masa

Kaca patri bertema rokok

2. Toko Souvenir

Toko Souvenir ini terletak di lantai dua dari bangunan utama, yaitu tepatnya di atas Museum House of Sampoerna. Pada area yang sama jugalah kalian bisa mengamati wanita yang sedang melinting rokok. Jadi, sekalian melihat proses produksi rokok manual itu, kalian bisa sekalian melihat-lihat souvenir yang diperjualbelikan, siapa tahu ada yang menarik.

Souvenir yang disediakan pun beraneka ragam, mulai dari batik, buku, barang-barang kerajinan tangan, serta souvenir khas Sampoerna maupun Surabaya.

3. Café Sampoerna

Puas berkeliling museum dan ingin ngafe, nggak perlu jauh-jauh. Masing di kompleks yang sama, kalian bisa menemukan Café Sampoerna. Bangunannya juga sama-sama jadul. Di bagian dalamnya, kalian akan disambut dengan sentuhan art deco. Detil-detil dari bangunan aslinya menambah keunikan dari café ini, seperti misalnya jendelanya yang tinggi dengan kaca patrinya yang menawan. Berbagai hiasan dinding di seputaran café juga layak untuk dijadikan alasan berkunjung ke sini karena memang unik dan bisa jadi spot foto yang instagrammable.

Hiasan dinding di Cafe Sampoerna

Makanan yang disajikan adalah menu Asia dan Western. Pada malam-malam tertentu, juga ada live music-nya juga lho.

Salah satu makanan di Cafe Sampoerna

4. Galeri Seni

Pada beberapa waktu tertentu digelar pameran seni di Galeri Seni, seperti misalnya lukisan atau karya seni lainnya. Untuk mengetahui jadwalnya, kalian bisa mengecek langsung ketika berkunjung ke House of Sampoerna.

TIKET MASUK

-

CARA MENUJU HOUSE OF SAMPOERNA

1. Terminal Bungurasih
- Naik Damri jurusan Jembatan Merah Plaza (JMP), turun di JMP. Lanjut jalan kaki atau naik becak ke House of Sampoerna.

2. Terminal Joyoboyo
- Naik lyn M, turun di JMP. Lanjut jalan kaki atau naik becak ke House of Sampoerna.

3. Terminal Bratang
- Naik lyn N, turun di JMP. Lanjut jalan kaki atau naik becak ke House of Sampoerna.

Peta Lokasi House of Sampoerna

ALAMAT HOUSE OF SAMPOERNA

Taman Sampoerna No.6, Krembangan Utara, Pabean Cantian
Telp. (031) 3539000



Sumber:
- http://houseofsampoerna.museum
- Liputan oleh Tim Inilah Surabaya!