Sunday 7 February 2016

10 MASJID DI SURABAYA YANG HARUS DIKUNJUNGI

Surabaya merupakan kota yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Perkembangan Islam di Surabaya tak lepas dari jasa Sunan Ampel, anggota Wali Songo, yang menyebarkan Islam di tanah Jawa pada abad ke-15, yang kemudian bermukim dan mendirikan masjid di daerah Ampel, Surabaya.

Jika kalian termasuk penyuka wisata religi, khususnya masjid, Surabaya menawarkan banyak sekali masjid yang tak boleh dilewatkan. Berikut ini adalah daftar masjid Surabaya yang harus kalian kunjungi.

1. Masjid Ampel


Masjid Ampel Surabaya
Masjid Ampel

Masjid Ampel Surabaya merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid yang terletak di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel ini dibangun oleh Raden Rahmatullah, atau lebih dikenal dengan nama Sunan Ampel, pada tahun 1421. Selain karena sejarahnya, Masjid Ampel juga terkenal sebagai masjid unik di Surabaya karena memadukan arsitektur Jawa Kuno dengan nuansa Arab yang kental.

Tak jauh dari Masjid Sunan Ampel tersebut juga terdapat makam Sunan Ampel, beserta istri dan kerabatnya, yang berada di sebuah kompleks permakaman, yang lokasinya hanya beberapa meter dari Masjid Sunan Ampel.

2. Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya


Masjid Al-Akbar Surabaya atau yang juga sering disebut sebagai Masjid Agung Surabaya merupakan masjid kedua terbesar di Indonesia, setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Yang paling menarik dari arsitektur masjid ini tentu adalah kubah setengah telurnya yang dibuat dengan teknologi khusus, yang tahan terhadap panas, hujan, dan karat. Arsitektur lainnya dari masjid ini juga sangat indah, seperti pintu masjid, mimbar masjid, serta desain interiornya.

Selain masjid itu sendiri, Masjid Al-Akbar juga menawarkan wisata menara setinggi 99 meter. Dari menara tersebut, kalian bisa melihat pemandangan kota dan gedung-gedung yang ada di Surabaya. Untuk menikmati wisata ini, kalian cukup membayar Rp 5.000 saja.

3. Masjid Cheng Hoo Surabaya


Salah satu masjid paling terkenal di Surabaya tentu adalah Masjid Cheng Hoo karena masjid ini memiliki arsitektur bernuansa Tionghoa, dengan pintu berbentuk pagoda. Di masjid ini juga akan kalian jumpai relief naga serta patung singa dari lilin dengan lafaz Allah dalam huruf Arab. Masjid yang berlokasi di Jalan Gading, Ketabang, Genteng, Surabaya ini didominasi warna merah, kuning, dan emas. Selain itu, banyak pula ditemukan ornamen Tionghoa jadul yang menambah keunikan dari masjid ini.

Meski tidak berada di wilayah yang disinggahi Cheng Hoo, masjid ini tetap mengusung semangat sang laksamana. Masjid ini terletak di suatu kawasan perumahan, dengan penduduk yang memiliki banyak keyakinan berbeda. Pembangunan masjid ini didukung oleh PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia).

4. Masjid Kemayoran


Masjid Kemayoran merupakan masjid yang sangat bersejarah. Masjid ini dibangun oleh pemerintah Belanda dan usianya lebih muda sedikit dibandingkan Masjid Ampel. Pembangunan masjid ini berlangsung sekitar 4 tahun, yaitu dari tahun 1944 hingga 1948, dengan diarsiteki oleh J.W.B. Wardenaar. Karena terletak di tanah yang waktu itu merupakan bekas rumah seorang Mayor Angkatan Darat Belanda, masjid ini kemudian dikenal masyarakat dengan nama Masjid Kemayoran.

5. Masjid Al-Falah Surabaya


Masjid Al-Falah Surabaya didirikan pada 27 September 1976 dengan bentuk yang sederhana, yaitu tidak memiliki kubah. Bagian dalamnya sangat luas tapi tidak memiliki pilar satupun. Masjid ini memiliki andil besar dalam pengajaran Islam, khususnya di Surabaya Selatan. Dakwah Islamnya yang begitu intens juga menjadi inspirasi bagi masjid-masjid lain di sekitarnya.

6. Masjid Rahmat


Masjid Rahmat yang berlokasi di Kembang Kuning diyakini dibangun oleh Sunan Ampel yang pada waktu itu sedang dalam perjalanan dari Trowulan, Mojokerto menuju Ampel Denta. Pada masa itu, masjid ini hanya berupa cungkup atau pondokan kecil, yang sepeninggal Sunan Ampel kemudian diamanahkan kepada muridnya yang bernama Wirosroyo.

Masjid Rahmat sempat tak terurus dan tertutup hutan, hingga kemudian ditemukan warga dan dinamai Masjid Tiban (masjid yang muncul dengan sendirinya dari langit). Sempat kembali terawat, masjid kemudian dihancurkan oleh Belanda. Baru pada tahun 1964, masjid ini direnovasi dan bertahan hingga sekarang.

7. Masjid Peneleh


Masjid Peneleh dipercaya dibangun sebelum Masjid Ampel. Dalam perjalanan menuju Ampel Denta, setelah mempercayakan Masjid Rahmat ke Wirosroyo, Sunan Ampel memutuskan untuk singgah ke Peneleh dengan tujuan berdakwah. Di tempat ini, sekitar tahun 1421, Sunan Ampel mendirikan mushola bersama para muridnya. Mushola ini kemudian dipugar pada tahun 1800-an dengan bangunan yang menyerupai bangunan Grahadi. Bangunan hasil renovasi ini kemudian dikenal dengan nama Masjid Jami’ Peneleh atau Masjid Peneleh.

8. Masjid Al-Mubarok, Keputran


Masjid Al-Mubarok dulunya tidak berlokasi di Keputran, melainkan di Jalan Urip Sumoharjo. Pada zaman Belanda dulu, pemerintah Belanda berencana melakukan pembangunan Jalan Urip Sumoharjo. Akan tetapi di tengah jalan itu terdapat sebuah masjid bernama Masjid Al-Mubarok. Oleh masyarakat, masjid tersebut kemudian dipindahkan ke Kampung Keputran, tepatnya di Keputran Gang V.

9. Masjid Serang Surabaya


Masjid Serang merupakan salah satu masjid tua yang berlokasi di wilayah Kampung Arab Ampel. Bangunan masjid ini konon mirip dengan masjid-masjid yang ada di Yaman. Masjid ini digunakan sebagai tempat berkumpulnya para Habaib sejak dulu pada Malam Ramadhan (atau yang dikenal dengan istilah maleman). Masjid yang lebih dikenal dengan sebutan Langgar Serang ini terletak di Jalan Panggung.

10. Mushola Bafadal (Langgar Ketapang)


Sekilas, Mushola Bafadal ini mirip dengan Masjid Serang. Dan tempat ini juga sejak dulu digunakan sebagai tempat berkumpulnya para Habaib di kala Malam Ramadhan. Mushola ini dikenal dengan sebutan Langgar Ketapang karena memang berlokasi di Jl. Ketapang Surabaya.

11. Mushola Gubah


Mushola atau Langgar Gubah ini merupakan langgar wakaf yang terletak di Jalan Ampel Suci. Mushola ini dibangun oleh keluarga Salom. Di sebelah barat dari bangunan mushola ini, bisa kita temukan makam keluarga dengan atapnya yang berbentuk seperti kubah. Karena itulah gang di sebelah selatannya disebut Jl. Ampel Gubah Kidul dan gang di sebelah utaranya disebut Jl. Ampel Gubah Lor.

12. Mushola Sagipoddin


Mushola atau Langgar Sagipodin terletak di Jl. Kalimas Udik, yang masih termasuk dalam wilayah Kampung Ampel. Langgar ini didirikan oleh Bani Gipo (Sagipoddin) atau Tsaqifuddin dalam Bahasa Arab. Langgar ini sangat bersejarah, khususnya dalam perkembangan Nahdlatul Ulama (NU).


3 comments:

  1. foto masjid masjidnya ditunggu ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sedang diproses... Terima kasih sudah berkunjung... :D

      Delete
  2. saya sudah menemukan Langgar Gipoo, tinggal Langgar H.Musa Kertopaten. mungkin admin tau letak persisnya

    ReplyDelete